Manajemen dalam tarekat
Manajemen dalam tarekat
Tarekat secara sosiologis adalah lembaga keagamaan yang ada dalam islam yang fokusnya adalah pendidikan dan pengajaran akhlak. Bagi sebagian besar masyarakat islam, tarekat menjadi pelabuhan terakhir dalam hidupnya setelah mendapatkan penguasaan wawasan keagamaan tauhid dan fiqih karena tarekat itu sendiri adalah dimensi tasawuf. Salah satu orientalis berhasil membagi ajaran islam kepada tiga, tauhid, fiqih, dan tasawuf. Meskipun sebenarnya, ajaran islam utuh yang terbagi tiga tersebut ada dalam satu ajaran islam muhammad saw. Tarekat merupakan pelengkap yang dapat menyempurnakan ajaran. Sudah berlangsung lama, ajaran islam tidak diungkap secara utuh oleh para ulama. Yang diajarkan adalah tauhid atau wawasan ketuhanan tanpa hakikatnya, dan fiqih atau wawasan teoretis serta praktis ritual keislaman tanpa hakikatnya. Tarekat memberikan wawasan teoretis dan praktis meliputi tauhid dan fiqih perspektif tasawuf yang menentukan endingnya yakni akhlak atau budi pekerti sebagai output dari segala bentuk keyakinan dan ritual yang diajarkan dalam islam.
Posisi tarekat tersebut memperlihatkan bagaimana tradisionalismenya. Karena ajaran tarekat dapat ditemukan pula sejak masa generasi islam pertama yang klasik dan tradisional tentunya. Generasi awal tersebut belum mengenal sains namun sudah mengenal teknologi pada masanya. Hanya proses dan produk yang dihasilkan telah menunjukkan bagaimana mereka mampu berkreasi dalam memenuhi segala kebutuhan secara efektif dan efisien.
Efektifitas dan efisiensi dalam tarekat tidak lain hanya berkaitan dengan proses kependidikan. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa tarekat merupakan lembaga keagamaan yang bergerak dalam kependidikan. Meskipun saat ini, seiring dengan semakin tingginya angka jemaah tarekat, peran tersebut disesuaikan dengan zaman, tarekat bergerak pula dalam membantu umat islam dalam bidang sosial dan ekonomi. Sehingga dapat menyebabkan adanya perubahan khasanah kajian dari kependidikan hingga wacana ekonomi dan sosial. Yang tidak sama sekali menyentuh bagian esensial tarekat itu sendiri.
Dalam hal kependidikan pun, sejak awal bersifat tradisional, saat ini sudah mulai menyentuh bentuk pendidikan modern dan formal. Jika dibuat pemetaan, berikut ini bentuk tarekat:
1. Tarekat yang berafiliasi dengan yayasan.
2. Tarekat yang menaungi yayasan.
3. Tarekat yang bersinergi dengan yayasan.
Dalam hal manajerial, tarekat terbagi:
1. Tarekat modern
2. Tarekat semi modern
3. Tarekat tradisional.
Kajian manajemen dalam tulisan ini mencakup kajian manajerial yang berlaku dalam kependidikan tarekat. Jika dipetakan, kajian perspektif manajemen dalam tarekat terbagi kepada:
1. Proses manajemen tarekat
2. Level manajemen tarekat
Tarekat secara sosiologis adalah lembaga keagamaan yang ada dalam islam yang fokusnya adalah pendidikan dan pengajaran akhlak. Bagi sebagian besar masyarakat islam, tarekat menjadi pelabuhan terakhir dalam hidupnya setelah mendapatkan penguasaan wawasan keagamaan tauhid dan fiqih karena tarekat itu sendiri adalah dimensi tasawuf. Salah satu orientalis berhasil membagi ajaran islam kepada tiga, tauhid, fiqih, dan tasawuf. Meskipun sebenarnya, ajaran islam utuh yang terbagi tiga tersebut ada dalam satu ajaran islam muhammad saw. Tarekat merupakan pelengkap yang dapat menyempurnakan ajaran. Sudah berlangsung lama, ajaran islam tidak diungkap secara utuh oleh para ulama. Yang diajarkan adalah tauhid atau wawasan ketuhanan tanpa hakikatnya, dan fiqih atau wawasan teoretis serta praktis ritual keislaman tanpa hakikatnya. Tarekat memberikan wawasan teoretis dan praktis meliputi tauhid dan fiqih perspektif tasawuf yang menentukan endingnya yakni akhlak atau budi pekerti sebagai output dari segala bentuk keyakinan dan ritual yang diajarkan dalam islam.
Posisi tarekat tersebut memperlihatkan bagaimana tradisionalismenya. Karena ajaran tarekat dapat ditemukan pula sejak masa generasi islam pertama yang klasik dan tradisional tentunya. Generasi awal tersebut belum mengenal sains namun sudah mengenal teknologi pada masanya. Hanya proses dan produk yang dihasilkan telah menunjukkan bagaimana mereka mampu berkreasi dalam memenuhi segala kebutuhan secara efektif dan efisien.
Efektifitas dan efisiensi dalam tarekat tidak lain hanya berkaitan dengan proses kependidikan. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa tarekat merupakan lembaga keagamaan yang bergerak dalam kependidikan. Meskipun saat ini, seiring dengan semakin tingginya angka jemaah tarekat, peran tersebut disesuaikan dengan zaman, tarekat bergerak pula dalam membantu umat islam dalam bidang sosial dan ekonomi. Sehingga dapat menyebabkan adanya perubahan khasanah kajian dari kependidikan hingga wacana ekonomi dan sosial. Yang tidak sama sekali menyentuh bagian esensial tarekat itu sendiri.
Dalam hal kependidikan pun, sejak awal bersifat tradisional, saat ini sudah mulai menyentuh bentuk pendidikan modern dan formal. Jika dibuat pemetaan, berikut ini bentuk tarekat:
1. Tarekat yang berafiliasi dengan yayasan.
2. Tarekat yang menaungi yayasan.
3. Tarekat yang bersinergi dengan yayasan.
Dalam hal manajerial, tarekat terbagi:
1. Tarekat modern
2. Tarekat semi modern
3. Tarekat tradisional.
Kajian manajemen dalam tulisan ini mencakup kajian manajerial yang berlaku dalam kependidikan tarekat. Jika dipetakan, kajian perspektif manajemen dalam tarekat terbagi kepada:
1. Proses manajemen tarekat
2. Level manajemen tarekat
Comments
Post a Comment